Wisata Bahari ialah segala bentuk kegiatan perjalanan yang memanfaatkan media kelautan dan kebaharian beserta segala potensi dan keanekaragaman isi laut sebagai daya tarik wisata. Ragam aktivitas yang dapat dilakukan dalam berwisata bahari seperti: berenang, memancing, mendayung, berlayar, menyelam, snorkeling, coral viewing, watersport dll.

Dalam rangka mendukung pengembangan bisnis dan industri Pariwisata, tepat pada tanggal 13 Juni 2021 tepat di Pantai Lawata. 

Pemimpin daerah Bima Kota dan Kabupaten di hadapan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) yakni Bapak DR. H. Sandiaga Salahuddin Uno, M.BA. lebih banyak menyinggung/mengangkat potensi Wisata Bahari yang dimiliki seperti: Keberadaan paus raksasa, keindahan terumbu karang yang masih alami, keberadaan hewan-hewan laut yang unik dan langka, memiliki pantai yang cantik serta ombak yang bagus untuk melakukan surfing di teluk Bima. 

Dari pemaparan kedua pemimpin daerah ini, saya melihat bahwa ada bagian esensial yang ingin disampaikan oleh mereka yakni pentingnya support Kemenparekraf RI dalam membangun sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata bahari melalui kerja-sama dan dukungan mitra (stakeholder) serta mengadakan pelatihan kompetensi bagi SDM Pariwisata. 

Dukungan seperti yang disampaikan di atas, bertujuan untuk memasarkan dan mempromosikan wisata bahari teluk Bima sebagai destinasi baru yang berbasis konservasi & berkelanjutan, mengedepankan budaya dan kearifan lokal, serta sebagai media untuk membangun networking antara para pelaku bisnis industri wisata bahari dan masyarakat yang berada di kawasan laut dan pesisir.

Mengingat Industri Pariwisata Bahari merupakan sebuah tawaran yang menarik untuk dimunculkan dalam pengembangan pariwisata. Perlu langkah-langkah strategis dalam mendukung wisata bahari yang berkelanjutan, serta mampu mendorong pertumbuhan perekonomian daerah, seperti:
1. Berkomitmen dalam melatih SDM Pariwisata bahari yang memiliki wawasan, dan kemampuan beradaptasi dengan segala bentuk perubahan disekitarnya;
2. Mengidentifikasi dan memetakan potensi pariwisata bahari yang dimiliki seperti karakteristik/keunikan, nilai, akses transportasi dan komunikasi, serta sarana dan prasarana pendukung;
3. Melakukan sosialisasi dan edukasi dalam upaya peningkatan kesadaran kepada pelaku bisnis industri wisata bahari dan masyarakat lokal untuk menciptakan rasa aman dan nyaman dalam berwisata bahari;
4. Membuat paket-paket wisata bahari yang menarik sesuai dengan karakteristik dan kekhasan wilayah;
5. Bergerak cepat dalam memasarkan dan mempromosikan potensi wisata bahari dengan cara menjalin kemitraan/kerjasama antara kabupaten, kota, provinsi dan pusat;
6. Memberikan peluang bagi masyarakat untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan usaha wisata bahari.

Harapannya, bila destinasi wisata bahari mulai dibuka dan dipasarkan secara kolektif oleh masyarakat lokal, pemerintah setempat, serta pelaku industri pariwisata bahari lainnya. Sangat besar kemungkinan dapat menarik minat wisatawan untuk berwisata ke Bima. Walaupun untuk sementara ini, Pariwisata bahari belum memberikan impact yang begitu besar, setidaknya kita dapat mengenal dan memahami potensi-potensi terbesar yang tersimpan di wilayah perairan dan kelautan teluk Bima.

Maka dari itu, mendukung percepatan pembangunan Industri Pariwisata Bahari di Bima, merupakan cara terbaik sebagai upaya untuk menciptakan wisata Alternatif bagi wisatawan yang ingin melakukan kegiatan perjalanan di Bima.

Oleh 
Feriyadin, M.M.
(Dosen STIPAR Soromandi Bima)
Axact

Dinamika Mbojo

Portal Berita Daerah Bima dan NTB yang mengulas Geliat Pembangunan Pemuka dan Tokoh Masyarakat

Post A Comment:

0 comments: