Penulis : Friska Rimbi Widia Pratidina 
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Perekonomian dunia akan di prediksi mengalami fase kegelapan di tahun 2023, dampak dari krisis ini merujuk keseluruh elemen global. The Perfect Strom adalah sebuah istilah yang bisa disebut untuk menggambarkan sebuah faktor yang mempengaruhi krisis global, seperti Inflasi yang tinggi dan menyebabkan gangguan ekonomi yang tidak bisa terkontrol. 

Organisasi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund ( IMF ) memberikan suatu gambaran faktor utama yang menyebabkan menurunnya perekonomian global yakni adanya resesi keuangan di beberapa negara yang di hasilkan dari ketidak stabilan pasar keuangan, direktur pelaksana IMF menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi tidak akan terasa seperti resesi dikarenakan pendapatan rill mengalami penurunan dan sebaliknya harga harga mengalami kenaikan dengan adanya hal ini IMF memberikan perkiraan kerugian output global yang berkisar sebesar 4 triliun US Dollar selama tahun 2022 hingga tahun 2026 hal ini menyatakan bahwa perekonomian global sedang mengalami kemunduran yang sangat besar. Lantas bagaimana perekonomian Indonesia di masa yang akan datang? 

Ada beberapa indikator yang menunjukkan tanda-tanda resesi misalnya banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan perusahaan menghasilkan lebih sedikit penjualan terakhir pengeluaran output ekonomi negara secara keseluruhan mengalami penurunan. 

Oleh karenanya sektor pendidikan sangat berperan penting dalam membangun pola pikir masyarakat dalam sebuah negara memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menhindarkan dari krisis ekonomi. Selain faktor-faktor ekonomi krisis di Asia itu juga disebabkan oleh faktor-faktor nonekonomi seperti sosial budaya kultur dan politik. Cepatnya proses integrasi perekonomian Indonesia ke dalam perekonomian global ternyata tidak mampu diikuti oleh infrastruktur perekonomian sektor usaha sektor keuangan perbankan perangkat hukum dan pemerintahan Indonesia. 

Krisis moneter yang terparah yang pernah dialami oleh Indonesia terjadi pada tahun 1998. Lalu setelah itu krisis pun datang dan bergejolak di Indonesia. Kebijakan yang difokuskan saat krisis ekonomi. Fenomena productivity gap kesenjangan produktifitas yang erat berkaitan dengan lemahnya alokasi aset ataupun. Kendati ekonomi Indonesia mengalami krisis akibat Covid-19 Bank DBS Indonesia melihat potensi ekonomi digital mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III tahun 2022 kembali menghasilkan kinerja yang impresif yang menempatkan Indonesia menjadikan itu pertumbuhan ekonomi sebesar 5.72% (yoy) hal ini menjadikan Indonesia semakin optimis untuk melajutkan pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan ditopang dengan fundamental ekonomi yang kuat. Kemudian dari faktor lain yang turut membantu mendorong pertmbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga yang memiliki pertumbuhan sebesar 3.39% (yoy) hal ini adalah suatu penyumbang tersbesar dari PDB. 

Tidak hanya itu saja yang mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia banyak dari sektor lain yang mendukung seperti bidang industri, ekspor – impor dan investasi. Pada pertumbuhan kali ini Indonesia ditopang dengan pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor. Kemudian tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia pada saat tahun 2022 menurut data inflasi yang diberikan oleh Bank Indonesia mengalami peningkatan yakni dimulai dari bulan Februari 2022 sebesar 2.06% hingga bulan November 2022 sebesar 5.42%.

Lembaga Keuangan Internasional seperti World Bank dan Imf mengatakan bahwa perekonomian global akan mengalami krisis di tahun 2023, perekonomian dunia akan memasuki era baru krisis stagflasi yang akan memberikan dampak baru dan belum pernah ada sebelumnya. Bagaimana dengan krisis yang akan dihadapi Indonesia mendatang, apakah akan separah krisis pada tahun 1997 di Asia yang dikarenakan suku bunga naik dan inflasi tidak terkendali. Di tahun 2023 Indonesia akan di prediksi mengalami krisis ekonomi hanya 3%. 

Lembaga Keuangan Internasional sudah memprediksi potensi Indonesia akan mengalami krisis ekonomi di 2023 yang sangat rendah. Lembaga Keuangan Internasional juga memprediksi bahwa perekonomian global akan terpusat di kawasan Asean sedangkan di sebagian besar kawasan lain akan menghadapi badai krisis ekonomi. 

Indonesia juga memiliki kategori negara dengan penduduk terbesar di Dunia, kemudian karakteristik penduduk Indonesia sebagian mencari nafkah di sektor informal dan terbukti akan tahan dengan gempuran krisis ekonomi yang akan menjadikan Indonesia tidak ada gangguan pasokan sehingga inflasi di Indonesia relatif terkendali. 

Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini perekonomian global pada titik setelah dihadapi berbagai guncangan selama setahun terakhir.Yang terbesar di induksi perjuangan bank sentral melawan gejolak inflasi akibat pasokan energi dan pangan yang terbatas. Sehingga apabila terjadi interaksi antara inflasi dan intervensi bank sentral akan membantu dalam menentukan prospek ekonomi pada tahun 2023 baik global maupun nasional. 

Namun demikian indonesia terbilang beruntung karena permintaan pasar domestik dan harga komoditas yang menguat dan arus masuk modal,khususnya soft landing yang diketahui dapat membantu indonesia melawan ancaman terhadap resesi global. Bukan hanya itu saja tetapi didukung dengan adanya pengakuan investor asing atas kemajuan yang dicapai indonesia menuju kestabilan ekonomi makro dan reformasi struktural yang lebih baik.Pertumbuhan PDB indonesia diproyeksi rata-rata 5 persen pada tahun 2022 dan 2023.

Strategi untuk menghadapi ketidak pastian pada ekonomi global yaitu dengan mengurangi sensitivitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Setidaknya terdapat dua strategi yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi sensitivitas rupiah terhadap dolar AS. Pertama, dari sisi sektor riil, yaitu dengan cara mendorong industri yang berorientasi ekspor. 

Pemerintah harus mendorong para pelaku industri untuk meningkatkan daya saing produknya sehingga bisa bersaing di pasar global dan nilai ekspor RI bisa meningkat tajam. Namun, di samping itu, pemerintah juga harus bisa menciptakan sistem birokrasi efisien, tingkat korupsi yang rendah, dan biaya logistik murah sehingga para pelaku industri dapat meningkatkan daya saing produknya. Cara ini akan jauh lebih efektif daripada menahan laju impor. Neraca perdagangan Indonesia akan mengalami surplus secara signifikan dan secara bersamaan akan mengurangi sensitivitas terhadap dolar AS.

Strategi kedua ialah memperdalam pasar keuangan dalam negeri dengan cara meningkatkan inklusi keuangan di pasar modal. Program nabung saham merupakan salah satu cara yang sudah tepat untuk memperkuat pasar modal Indonesia. Saat ini hampir separuh investor pasar modal Indonesia ialah investor asing sehingga sangat sensitif terhadap ‘guncangan’ dari luar. Jika pasar modal Indonesia dikuasai oleh pelaku dalam negeri, sensitivitas pasar keuangan Indonesia terhadap dolar AS akan jauh berkurang. Untuk meningkatkan inklusi keuangan di pasar modal dan pasar uang.

Dengan begitu masa depan perekonomian perlu di perhatikan dengan adanya krisis global yang terjadi saat ini.pemerintah perlu membuat program-program yang dapat meningkatkan peran serta masyarakat secara luas. Program itu meliputi meningkatkan tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi di pasar modal dan pasar uang, mempermudah persyaratan keikutsertaan, dan meningkatkan infrastruktur pendukung. 

Oleh sebab itu, peran pemerintah maupun masyarakat sangat penting untuk itu perlu dilakukan dengan baik karena sangat berpengaruh dan membantu dalam melakukan kestabilan perekonomian dan agar mencapai kesejahteraan dalam hidup.

Penulis Oleh : Friska  Rimbi Widia Pratidina Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Axact

Dinamika Mbojo

Portal Berita Daerah Bima dan NTB yang mengulas Geliat Pembangunan Pemuka dan Tokoh Masyarakat

Post A Comment:

0 comments: