Dompu - DinamikaMbojo, Camat Kilo Dra. St, Nurnaimah jadi inspektur Upacara Upacara peringati Hardiknas tingkat Kecamatan Kilo Kabupaten Dompu yang di laksanakan di lapangan sepak bola Kilo, pada Jum'at (13/05/22) berjalan penuh khidmat.

Pada moment upacara Hardiknas tersebut yang bertindak selaku Perwira upacara Ikhlas ,SPd Kepsek SMPN 1 Kilo, Pemimpin upacara Sofyan, SPd Kepsek SMPN 2 Kilo, Pembawa Acara  Emi Farahmi, S.Pd Kepsek SDN 1O Kilo, Pembaca Surat Keputusan Presiden Untuk penerima SATYA lencana Ahmad H. Yusuf,  S. Pd Kepsek SDN 07 Kilo, Pembaca UUD 1945 Nuraniati, S.Pd Kepsek SDN 05 Kilo, Ajudan staf Camat Kilo, Dirigen Sridodi ,S.Pd Guru PNS SDN 15 Kilo, dan Pembaca Doa Hasanuddin,  S. PdI, GTT SDN 1O Kilo.

Pada kesempatan tersebut Camat Kilo Dra. St. Nurnaimah membacakan Amanat menteri Pendidikan kebudayaan, Riset Teknologi, bapak Nadiem Anwar Makarim, adapun isi amanat tersebut yakni, Selama dua tahun terakhir, banyak sekali tantangan yang harus kita hadapi bersama, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan, kita mungkin tidak pernah membayangkan bahwa kita semua dapat mengatasinya.

Hari ini, adalah bukti. Bukti bahwa kita jauh lebih tangguh dari semua tantangan, lebih berani dari rasa ragu dan tidak takut untuk mencoba. Kita tidak hanya mampu melewati, tetapi berdiri di garis depan untuk memimpin pemulihan dan kebangkitan.

Di tengah hantaman ombak yang sangat besar, kita terus melautkan kapal besar bernama Merdeka Belajar, yang di tahun ketiga ini telah mengarungi pulau-pulau di seluruh Indonesia.

Kurikulum Merdeka, yang berawal dari upaya untuk membantu para guru dan murid di masa pandemi, terbukti mampu mengurangi dampak hilangnya pembelajaran. 

Kini Kurikulum Merdeka sudah diterapkan di lebih dari 140.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.

Itu berarti bahwa ratusan ribu anak Indonesia sudah belajar dengan cara yang jauh lebih menyenangkan dan memerdekakan.

Anak-anak kita juga tidak perlu lagi khawatir dengan tes kelulusan karena Asesmen Nasional yang sekarang kita gunakan tidak bertujuan untuk "menghukum" guru atau murid, tetapi sebagai bahan refleksi agar guru terus terdorong untuk belajar; supaya kepala sekolah termotivasi untuk meningkatkan kualitas sekolahnya menjadi lebih inklusif dan bebas dari ancaman tiga dosa besar pendidikan.

Semangat yang sama juga sudah kita dengar dari para seniman dan pelaku budaya, yang sekarang mulai bangkit lagi, mulai berkarya lagi dengan lebih merdeka. Itu semua berkat kegigihan kita untuk melahirkan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. 

Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang dan dukungan untuk berekspresi, untuk terus menggerakkan pemajuan kebudayaan.

Semua perubahan positif yang kita usung bersama ini tidak hanya dirasakan oleh para orang tua, guru, dan murid di Indonesia, tetapi sudah digaungkan sampai ke negara-negara lain melalui presiden Indonesia di konferensi tingkat tinggi G20. 

Tahun ini kita membuktikan diri bahwa kita tidak lagi hanya menjadi pengikut, tetapi pemimpin dari gerakan pemulihan dunia. 

Langkah kita hari ini sudah semakin serentak, laju kita sudah semakin cepat. Namun, kita belum sampai di garis akhir. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti bergerak meski sejenak. Ke depan, masih akan ada angin yang kencang dan ombak yang jauh lebih besar, serta rintangan yang jauh lebih tinggi. Dan kita akan terus memegang komando, memimpin pemulihan bersama, bergerak untuk Merdeka Belajar. "Selamat Hari Pendidikan Nasional". (***)


Axact

Dinamika Mbojo

Portal Berita Daerah Bima dan NTB yang mengulas Geliat Pembangunan Pemuka dan Tokoh Masyarakat

Post A Comment:

0 comments: