Kota Bima - Dinamikambojo, dampak dari kelangakaan air Bersih Ratusan warga Bina Baru Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat menggelar aksi Demo di Gedung DPRD dan Kantor Wali Kota Bima, Senin (14/09).

Dibalik Indah dan megahnya penataan Kota Bima, yang dikelilingi oleh tempat wisata, Taman Kreasi dan Tempat Hiburan, tersembunyi masalah yang sangat besar, dimana masalah Krisis air bersih yang menjadi sumber kehidupan warga Kota Bima sangat tidak terpenuhi. Tutur Korlap Imam Juardi

Disampaikan Pula, bahwa Pada tahun 2019, tercatat ada 16 kelurahan yang mengalami kekeringan dikota bima, termasuk kami warga di Lingkungan Bina baru Kelurahan Dara. Imbas dari akibat krisisnya air bersih ini banyak warga yang memcari air diluar lingkungan Bina Baru.

Sementara Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas Air Minum, akses terhadap pelayanan Air Minum, dan terpenuhinya Kebutuhan Pokok Sumber Daya Air Sehari-hari bagi masyarakat. 

SPAM jaringan perpipaan diselenggarakan untuk menjamin kepastian kuantitas dan kualitas Air Minum yang dihasilkan serta kontinuitas pengaliran Air Minum, agar memberikan jaminan pengaliran selama 24 jam per hari. Dan Pemerintah Kota harus Melaksanakan itu lewat Kebijakan dan Strategi Kota dalarn Penyelenggaraan SPAM.

Semenjak banjir bandang yang melanda kota bima pada tahun 2006 lalu, air bersih sangat susah kami dapatkan, air tidak lagi mengalir lewat pipa-pipa kecil, sehingga pipa-pipa tersebut banyak yang berkarat, dipenuhi tanah, dan pasir. Meskipun sudah dilakukan instalasi oleh pemerintah kota pada tahun 2019. 

Tetapi instalasi tersebut tidak dilakukan secara menyeluruh, hanya 10 rumah saja yang sudah diganti pipa penyalurannya sampai sekarang Sedangkan Warga lingkungan Bina Baru di bagian barat, sudah hampir 15 tahun (2005-2020) tidak pernah mendapatkan penyaluran air bersih dari hulu, sedangkan di bagian timur sudah hampir 5 tahun juga tidak mendapat air bersih. 

Sudah banyak keluhan dari warga Lingkungan Bina Baru, karena pembagian air dari bantuan pemerintah kota tersebut tidak pernah merata dan ada juga warga yang membayar iuran sebanyak Rp. 50.000 untuk satu bak penampungan air, dan sebagian rumah orang-orang kaya menyedot air lewat pipa induk menggunakan sanyo Sedangkan dilingkungan Tolo Dara, RT 01 RW 01 juga mengalami masalah yang sama, yaitu krisis air bersih, begitu pun dengan 3 RW yang lainnya masih mengalami krisis air bersih selama dua tahun (2018-2020).

Kemudian, 5 bulan yang lalu, air pernah mengalir lewat pipa penyaluran tetapi hanya bertahan selama 2 jam saja, setelah itu tidak lagi, semenjak diaktifkannya kolam di Lawata, air tidak lagi mengalir lewat pipa tersebut. 

Berulang kali para pemuda dan tokoh masyarakat mendatangi kantor Wali Kota Bina untuk menyampaikan keresahan mereka sekaligus meminta solusi, namun Wali Kota Bima bungkam akan masalah ini maupun melepas tangan atas persoalan-persoalan yang mencekik kami.

Sikap Wali Kota Bima dan DPRD Kota Bima memperlihatkan ketidakberpihakannya terhadap kami yang ada di Kelurahan Dara. Pemerintah Kota telah sengaja membuat kami menderita.

Pemerintah Kota Bima telah merampas hak hidup kami sebagai warga Negara yang ingin hidup layak, dengan cara tidak menyalurkan sumber daya air bersih secara merata
lewat pipa penyaluran air hingga mereka memimpin wilayah kota bima saat ini. 

Padahal Wali Kota Bima pernah menjanjikan untuk memberikan dan menyalurkan sumber daya air bersih kepada kami ketika pencalonannya dulu sebagai calon walikota bima, dan DPRD Kota Bima juga pernah berjanji ketika reses, namun sampai sekarang belum pernah direalisasikan sama sekali. Semua itu omong kosong semata. Tudingnya. (MD.red).

Axact

Dinamika Mbojo

Portal Berita Daerah Bima dan NTB yang mengulas Geliat Pembangunan Pemuka dan Tokoh Masyarakat

Post A Comment:

0 comments: