Tanggal 1 Juni 1945 bermakna historis tinggi bagi perjalanan bangsa Indonesia. Itulah saat pertama kali kata ‘Pancasila’ berkumandang di sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta. Fondasi berdirinya rumah besar bernama Republik Indonesia digagas, para founding fathers berpikir keras. Bagaimana caranya, agar negeri ini sanggup menaungi kodrat pluralistiknya.

Oleh : Furkan, SH
Kini, 1 Juni 2020 yang tersisa tampaknya sebatas kewajiban upacara. Seremonial hormat bendera yang miskin makna.

Akhir-akhir ini, nila-nilai pancasila sudah tidak dihiraukan dan sudah diabaikan oleh masyarakat termasuk generasi muda didalamnya. Nilai pancasila yang seharusnya menjadi pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu negara yang majemuk sekarang sudah terbengkalai tiada arti. Banyak masyarakat yang tidak mementingkan Pancasila, sehingga norma, dan bahkan moral bangsa ini sudah mulai memudar.

Hal ini terlihat dari maraknya kejadian-kejadian yang bertentangan dengan nilai Pancasila yang melanda Indonesia. Contohnya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Mirisnya hal tersebut banyak dilakukan oleh kaum muda atau kaum milenial Indonesia. Kaum muda yang merupakan calon tulang punggung dan penerus bangsa malah melakukan hal yang bertentangan dengan pancasila. Generasi akan kehilangan fungsinya sebagai penerus bangsa jika hal ini terus berlangsung.

Di dalam lingkungan sekolah kita rasa pendidikan Pancasila masih sangat kurang. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila kurang menjadi perhatian yang penting bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai pancasila dianggap kurang menarik untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi belakangan ini remaja semakin mengarah kepada paham barat yang identik dengan hidup bebas sebebas-bebasnya dan mereka mereka seakan telah lupa memiliki dasar negara sendiri yaitu Pancasila.

Pendidikan moral juga sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja menjadi seorang dewasa yang akan lepas ke dunia yang lebih keras. Indonesia perlu membentuk para remaja yang berkualitas, yang cinta pada tanah airnya sendiri dalam segala aspek kehidupan. Maka dari itu diperlukannya pendidikan Pancasila untuk generasi muda bangsa dan hendaknya diberikan sejak dini.

Apalagi sekarang ini hampir tidak ada lagi lembaga yang menangani aplikasi Pancasila. Bahkan di dalam dunia pendidikan, Pancasila tidak lagi menjadi pelajaran wajib.

Jika Pancasila tidak lagi menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat, artinya secara tidak langsung telah meminggirkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Hal ini jika diteruskan pasti akan menjadikan bangsa Indonesia semakin mengalami keterpurukan.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya yaitu dari dalam diri kita sendiri. Kita sebagai kaum muda harus bisa berinteraksi dan berdinamika dalam kehidupan sosial dengan dillandasi dan dinapasi etika atau cara hidup Pancasila.

Dengan etika Pancasila, kita sebagai warga akan bisa menerima mereka yang berbeda dengan kita. Dengan etika Pancasila, semua pekerja dalam profesi apa pun tidak akan merugikan orang lain karena di dalam Pancasila ada sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. (Opini : Oleh Furkan, SH)
Axact

Dinamika Mbojo

Portal Berita Daerah Bima dan NTB yang mengulas Geliat Pembangunan Pemuka dan Tokoh Masyarakat

Post A Comment:

0 comments: